Langsung ke konten utama

DISKUSI KELOMPOK SEJARAH INDONESIA

 

Proses Kedatangan Jepang ke Indonesia

Soekarno pada masa romusha pemerintahan Jepang
Soekarno pada masa romusha pemerintahan Jepang (Dok. Wikimedia Commons oleh Crisco 1492)

Dulu Jepang udah beberapa kali berperang sebelum menapakkan kaki di Indonesia. Tujuannya adalah ekspansi politik dan militer Jepang di wilayah Asia-Pasifik. Makanya mereka keliling-keliling nyari wilayah yang sekiranya bisa mereka takeover.

Kebetulan pada tahun 1941 daerah Indochina, tepatnya di Vietnam, sedang dalam kondisi vacuum of power atau kekosongan kekuasaan. Awalnya daerah tersebut diduduki Perancis, tapi karena mereka lagi ada masalah sama Nazi, akhirnya mereka harus mengungsi ke Inggris. Melihat situasi ini, akhirnya Jepang memutuskan untuk mengambil alih Indochina.

Tapi, ternyata ada yang gak suka dengan upaya Jepang memperluas wilayahnya di daerah tersebut–yaitu pihak Amerika Serikat. Dari sinilah terjadi keributan-keributan antara AS dengan Jepang, hingga berujung AS melarang akses (mengembargo) minyak kepada Jepang.

Proses Kedatangan Jepang ke Indonesia – Materi Sejarah Kelas 11

Kedatangan Jepang ke Indonesia

Setelah menjajah Indonesia selama hampir 350 tahun, Belanda tersingkir oleh kedatangan Jepang ke Indonesia. Bagaimana proses kedatangan Jepang ke Indonesia? Apa tujuan mereka datang ke Indonesia? Bagaimanakah sambutan rakyat Indonesia terhadap kedatangan Jepang? Yuk simak ceritanya!

Proses Kedatangan Jepang ke Indonesia

Soekarno pada masa romusha pemerintahan Jepang
Soekarno pada masa romusha pemerintahan Jepang (Dok. Wikimedia Commons oleh Crisco 1492)

Dulu Jepang udah beberapa kali berperang sebelum menapakkan kaki di Indonesia. Tujuannya adalah ekspansi politik dan militer Jepang di wilayah Asia-Pasifik. Makanya mereka keliling-keliling nyari wilayah yang sekiranya bisa mereka takeover.

Kebetulan pada tahun 1941 daerah Indochina, tepatnya di Vietnam, sedang dalam kondisi vacuum of power atau kekosongan kekuasaan. Awalnya daerah tersebut diduduki Perancis, tapi karena mereka lagi ada masalah sama Nazi, akhirnya mereka harus mengungsi ke Inggris. Melihat situasi ini, akhirnya Jepang memutuskan untuk mengambil alih Indochina.

Tapi, ternyata ada yang gak suka dengan upaya Jepang memperluas wilayahnya di daerah tersebut–yaitu pihak Amerika Serikat. Dari sinilah terjadi keributan-keributan antara AS dengan Jepang, hingga berujung AS melarang akses (mengembargo) minyak kepada Jepang.

Wah ini gak oke banget dong, buat Jepang yang waktu itu orientasinya mau ekspansi imperialisme. Mereka bakal ada perang-perang lain yang harus dihadapi dan mereka juga ingin mengembangkan industri. Gimana mau jalan rencananya kalo akses ke bahan bakar minyaknya aja ditutup oleh Amerika Serikat? Keributan antara Jepang dan AS ini berujung ke penyerangan Pearl Harbor oleh Jepang.

Nah, di sinilah pertanyaan “Mengapa Jepang datang ke Indonesia?” terjawab. Karena hubungannya udah gak baik dengan AS, Jepang memutar otak, mencari-cari wilayah yang sekiranya bisa menyuplai bahan bakar minyak yang mereka butuhkan–salah satunya adalah Indonesia yang saat itu sedang dikuasai oleh Sekutu. Akhirnya, Jepang datang ke Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942, tepatnya di Tarakan. Dari sana, satu persatu wilayah di Indonesia pun mulai dikuasai oleh Jepang.

Lo bisa nonton video penjelasan yang lebih mendetail tentang alasan Jepang datang ke Indonesia di sini.

Baca Juga: Latar Belakang Keterlibatan Jepang di Perang Dunia ke II.

Sambutan Rakyat Indonesia Terhadap Kedatangan Jepang

Seperti yang udah gue sebutin sebelumnya, Indonesia waktu itu masih dijajah oleh Sekutu. Nah, kedatangan Jepang ke Indonesia ini mulai menggoyahkan kekuasaan Sekutu. Jepang terus mengambil wilayah-wilayah kekuasaan Sekutu di Indonesia hingga mereka tersudut.

Akhirnya pada Maret 1942, Jepang mengadakan perundingan dengan Sekutu dan memberikan ultimatum bagi Sekutu untuk menyerah tanpa syarat terhadap Jepang. Setelah itu, wilayah Hindia-Belanda yang dulunya merupakan wilayah jajahan Sekutu, menjadi berada di bawah kekuasaan Jepang. Perjanjian ini disebut Perjanjian Kalijati.

Pada awal mulanya, kedatangan Jepang disambut baik oleh rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia mikir, wah ini Jepang udah berhasil mengusir Sekutu, orang-orang yang selama ini udah bikin hidup rakyat Indonesia sengsara karena dijajah.  Selain itu, Jepang juga mengeluarkan sebuah propaganda yang menunjukkan simpati mereka terhadap rakyat Indonesia, yang membuat rakyat Indonesia membatin, “Udah ngebebasin kita dari si Belanda, eh sekarang ngejanjiin kemerdekaan, ya kali gak kuy?”

Kuniaki Koiso Zenius
Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso Menjanjikan Kemerdekaan bagi Indonesia di 1944 (Dok. Wikimedia Commons)

Jepang mengaku sebagai Hakko Ichiu, yakni saudara tua Indonesia.  Kemudian, mereka juga meluncurkan Gerakan 3A: Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin Asia, dan Jepang pelindung Asia. Pernyataan ini membuat rakyat Indonesia percaya, dengan kekuatan Jepang saat itu, mereka bisa menjadi penolong bagi Asia. Jepang jadi kelihatan bak pahlawan banget, apalagi Perdana Menteri Jepang, Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1949, menjanjikan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia.

Jepang juga terlihat seperti memberikan simpati terhadap seluruh pergerakan yang dilakukan oleh Indonesia untuk mencapai kemerdekaan–sampai membiarkan pemakaian Bahasa Indonesia dan bendera merah putih. Bahkan nih ya, mereka dulu memberikan kemudahan gitu bagi Indonesia dengan membentuk berbagai organisasi seperti PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), Chuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat), dan Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).

Perlakuan Jepang terhadap Indonesia yang seperti ini, berhasil menggaet perhatian beberapa tokoh nasional Indonesia seperti Soekarno, Hatta, dan Suwardi Suryaningrat. Tapi, tetap ada beberapa tokoh yang curiga sama Jepang, seperti Sam Ratulangi, H.M Thamrin, dan Soetarjo. Masa iya sih, ada negara asing tau-tau aja mau nolongin Indonesia? Hmm, pasti ada apa-apanya, nih!

Baca Juga: Romusha dalam Masa Pendudukan Jepang di Indonesia – Materi Sejarah Kelas 11

Timbulnya Kebencian Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

Dibalik “pertolongan” yang diberikan oleh Jepang kepada rakyat Indonesia, ada alasan yang terselubung. Dari awal kita udah tau, ya, mereka ke Indonesia itu pertama-tama karena butuh stok minyak bumi.

Selain itu, mereka juga ingin berjualan dan mengembangkan industri mereka. Tapi, untuk hal-hal seperti propaganda untuk mendapatkan hati para tokoh nasional, dilakukan semata-mata untuk mendapat dukungan politik. Perlu diingat ya, waktu itu Jepang juga sedang dalam misi memperluas wilayah kekuasaan, mematangkan persiapan untuk peperangan yang akan datang.

Mengapa kedatangan Jepang pada akhirnya menimbulkan kebencian rakyat Indonesia? Karena dari awal mereka mungkin kelihatannya Jepang seperti membawa masa yang lebih baik bagi Indonesia setelah dijajah Belanda, tapi lama-kelamaan, perlakuan mereka mulai sewenang-wenang terhadap rakyat Indonesia dengan adanya gerakan-gerakan yang mengeksploitasi rakyat.

Gerakan romusha, atau tenaga kerja paksa, mengumpulkan para laki-laki secara paksa melalui romukyokai (panitia yang mengumpulkan orang-orang untuk dijadikan romusha). Kemudian mereka dikirimkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat hingga para pekerja berakhir dalam kondisi yang buruk–mati atau menghilang.

Belum lagi, tentara-tentara Jepang juga kerap mengambil makanan milik rakyat Indonesia tanpa membayar dengan apapun, sehingga banyak rakyat yang kelaparan. Dan akhirnya ada jugun ianfu, di mana perempuan-perempuan Indonesia dijadikan tenaga penghibur bagi para tentara Jepang. Jugun ianfu ini juga mengalami kekerasan seksual oleh tentara-tentara Jepang.

Karena udah jadi begini, tentu saja rakyat Indonesia jadi geram, dan memulai perlawanan terhadap Jepang yang bisa lo pelajari lebih lanjut lewat banner di bawah.

belajar materi pelajaran sejarah di zenius

Baca Juga: Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang – Materi Sejarah Kelas 11

Peta Kedatangan Jepang ke Indonesia

Kalo dibikin timelinenya, kira-kira begini, nih, peta kedatangan Jepang ke Indonesia:

Peta Kedatangan Jepang ke Indonesia Zenius
Timeline dan tempat datangnya Jepang ke Indonesia pada 1942 (Arsip Zenius)

Latar Belakang Jepang Menjadi Negara Imperialis

Jurnalis - Alfilya Tri Maulina
JAKARTA - Jepang adalah negara yang memiliki masyarakat terbelakang secara ekonominya, Jepang dijadikan tempat sasaran empuk untuk aspirasi imperialis dari kekuatan dunia yang kuat, seperti negara Inggris dan Amerika Serikat yang menempatkan ketidakmampuan hukum dan komersial di Jepang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Imperialisme memiliki arti suatu paham yang menjadi dasar suatu negara untuk menguasai negara lain dengan membentuk jajahan pemerintahan. Imperialisme bertujuannya untuk bisa menguasai segala aspek kehidupan dalam masyarakat, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, serta militer.

lalu yang memicu Jepang menjadi negara imperialis adalah karena adanya peristiwa Restorasi Meiji pada akhir abad ke-19 yang menjadi latar belakangnya. berikut penjelasannya,

Peristiwa Restorasi Meiji (1866-1869)

Perang saudara di Jepang yang mengakibatkan revolusi Jepang dan kembalinya kekaisaran Meiji tahun 1868 yang dikenal dengan restorasi meiji.

BACA JUGA: Masa Penjajahan Jepang Pasca-Runtuhnya Hindia Belanda

Pada 1868 terjadi penggulingan Keshogunan Tokugawa Jepang dan pemulihan pemerintahan kekaisaran langsung (melalui Kaisar Meiji). Gerakan ini bermaksud mengembalikan kendali negara untuk mengarahkan pemerintahan kekaisaran di bawah Mutsuhito (Kaisar Meiji)

Para pemimpin restorasi sebagian besar adalah samurai muda dari domain feodal. Terdapat beberapa pemberontakan dan reformasi baru seperti, Pemberontakan Satsuma, pemberontakan klan samurai Satsuma yang dipimpin Saigō Takamori terhadap Tentara Kekaisaran Jepang. Kemudian reformasi pajak dan reformasi dalam bidang pendidikan.

Pada awal abad ke-20, sebagian besar tujuan Restorasi Meiji telah tercapai. Jepang sedang dalam perjalanan untuk menjadi negara industri modern. Restorasi Meiji kemudian dikenal dengan era perubahan besar politik, ekonomi, dan sosial menyebabkan modernisasi di Jepang sebagai negara industri maju, dan membutuhkan sumber daya alam sehingga menimbulkan imperialisme dengan cara memperluas wilayah kekuasaan untuk mendapatkan sumber daya alam.

Periode Meiji yang mengikuti Restorasi pada era perubahan politik, ekonomi, dan sosial yang besar di Jepang. Reformasi yang diberlakukan selama pemerintahan kaisar Meiji membawa modernisasi dan westernisasi negara dan membuka jalan bagi Jepang untuk menjadi kekuatan internasional yang besar.


Siswo Dwi Martanto

A. Pendahuluan
Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan periode yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Di awal pendudukannya Jepang menunjukkan tindakan-tindakan yang sangat baik. Berbagai kebijakan berpihak kepada bangsa Indonesia. Bendera merah putih dibiarkan berkibar, dan bahas Indonesia bebas digunakan oleh masyarakat. Sedangkan posisi yang kosong dalam pemerintahan didistribusikan kepada kaum terpelajar Indonesia. Indonesia dalam pandangan rakyat sebentar lagi akan merdeka. Bagi Jepang tindakan tersebut hanya upaya jangka pendek untuk mendapat dukungan rakyat sebelum mereka menunjukkan tujuan utama kedatangannya.

Pada perkembangan selanjutnya kebijakan Jepang terhadap Indonesia berubah. Orientasi yang sebenarnya lebih diarahkan pada upaya eksploitasi sumber daya alam, mobilisasi sumber daya manusia, serta mengupayakan mobilisasi sumber daya kerja untuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Pada masa ini telah terjadi berbagai perubahan yang mendasar pada alam sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan yang terjadi itu merupakan dampak dari pendudukan Jepang yang sangat menekan dan sangat memeras.

Masa pendudukan Jepang di Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya selama tiga setengah tahun tersebut sering dipandang sebagai masa yang singkat tetapi akibat yang diterima oleh masyarakat sebanding dengan masa penjajahan Belanda sebelumnya dengan jangka waktu yang lebih lama.

Namun demikian, selain segi-segi merugikan yang menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat akibat pendudukan Jepang, segi – segi yang menguntungkanpun juga ada dan dirasakan pula oleh masyarakat Jawa.

Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Jepang

Dalam menjalankan kebijakan pemerintahannya, pemerintah Jepang berpegang pada tiga prinsip utama. Pertama, mengusahakan agar mendapat dukungan rakyat untuk memenangkan perang dan mempertahankan ketertiban umum. Kedua, memanfaatkan sebanyak mungkin struktur pemerintahan yang sudah ada. Ketiga, meletakkan dasar supaya wilayah yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri bagi wilayah selatan.1  Oleh karena itu pemerintah Jepang pada awalnya senantiasa berupaya mencapai dan kemudian mempertahankan keadaan yang stabil, jika tidak bisa memulihkan keadaan seperti yang sebelumnya (status quo ante), paling tidak mendekati seperti itu.

Kebijaksanaan Jepang terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas, yaitu menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia dan memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam perang Asia Timur Raya. 2

Luasnya daerah pendudukan Jepang, menyebabkan Jepang memerlukan tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya untuk membangun sarana pertahanan berupa kubu-kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga untuk mengerjakan semua itu, diperoleh dari desa-desa di Jawa yang padat penduduknya melalui suatu sistem kerja paksa yang dikenal dengan Romusha. Romusha ini dikoordinir melalui program Kinrohosi atau kerja bakti. Pada awalnya mereka melakukan dengan sukarela, lambat laun karena terdesak perang Pasifik maka pengerahan tenaga diserahkan pada panitia pengerah (Romukyokai) yang ada di setiap desa. Banyak tenaga Romusha yang tidak kembali dalam tugas karena meninggal akibat kondisi kerja yang sangat berat dan tidak diimbangi oleh gizi dan kesehatan yang mencukupi. Kurang lebih 70.000 orang dalam kondisi menyedihkan dan berakhir dengan kematian dari ½ 300.000 tenaga Romusha yang dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam, Malaya dan Serawak.



Komentar